Selasa, 28 Oktober 2008

WEB 2.0

Tambahan digit angka sering dihubungkan dengan dunia teknologi dan informasi, seperti kita mengenal bahasa Visual Basic 6.0, film Die Hard 4.0, dan sekarang kita akan mengenal istilah Web 2.0. Joko Nurjadi

ISTILAH WEB 2.0 MULAI DIKENAL

Pada konferensi O’Reilly Media Web 2.0 pada tahun 2004, istilah ini diartikan sebagai versi baru dari World Wide Web (WWW) yang telah dikenal luas sejak era dot com. Setelah istilah Web 2.0 mulai popular, maka barulah konsep website konvensional disebut dengan Web 1.0 untuk mempermudah perbandingan. Tetapi berbeda dengan istilah lain yang menambahkan digit untuk menunjukkan fitur atau hal baru yang bersifat teknikal, istilah Web 2.0 tidak merujuk pada hal-hal teknikal. Artinya, Web 2.0 tidak menampilkan sebuah teknologi yang baru secara signifikan (walau beberapa Web 2.0 menyertakan teknologi canggih), tetapi pengertian Web 2.0 lebih merujuk pada sebuah konsep menyangkut cara development, dan penggunaannya di Internet. Contoh-contoh Web 2.0 sebenarnya adalah website-website situs yang sudah tidak asing lagi bagi Anda yang sering menggunakan Internet, dan mungkin merupakan situs-situs yang Anda akses setiap harinya, seperti Wikipedia, e-Bay, Friendster, dan masih banyak lagi. Apakah keunikan dari website-website tersebut sehingga menyandang predikat Web 2.0? Menurut definisi oleh Tim O’Reilly (pendiri dari O’Reilly Media), Web 2.0 adalah sebuah revolusi bisnis pada industri komputer yang dikarenakan oleh perpindahan Internet menjadi sebuah platform Contoh untuk mempermudah pemahaman konsep Web 2.0 adalah dengan melihat contoh perbandingan antara website konvensional (Web 1.0) dengan website yang telah termasuk kedalam Web 2.0. Pada era booming dot com, sedemikian banyak orang yang membuat website pribadi sehingga halaman pertamanya ratarata menuliskan “Welcome to My Personal Homepage”, tidak lupa menambahkan fasilitas buku tamu dan web counter. Dengan perubahan kearah konsep Web 2.0 website-website pribadi itu menjelma menjadi blog. Blog adalah Web 2.0, sehingga Anda akan terlihat ketinggalan zaman ketika menanyakan kepada rekan Anda apakah ia memiliki website pribadi, tetapi akan terlihat lebih modern dan gaul ketika menanyakan apakah ia memiliki blog. Hal tersebut adalah sebuah revolusi yang jelas terlihat pada industri komputer saat ini Secara teknis mungkin tidak ada hal yang benar-benar merupakan teknologi baru untuk membuat blog, tetapi lihatlah bahwa sebuah web yang menyediakan host service blog, seperti wordpress.com, blogspot.com, dan lain sebagainya secara strategis telah menjadi sebuah platform untuk komunitas blogger berkolaborasi. Contoh-contoh lain transformasi Web 1.0 menjadi Web 2.0 dapat Anda lihat pada Table 1.

The Long Tail

Membahas Web 2.0, tidak lepas dari pembahasan The Long Tail, istilah yang dipopulerkan oleh Chris Anderson untuk menjelaskan sebuah model ekonomi terdistribusi. Di dalam bukunya “The Long Tail: Why The Future of Business Is Selling Less Of More”, Chris Anderson memberikan contoh The Long Tail yang diterapkan dengan sukses oleh Amazon atau Netflix. The Long Tail menunjukkan kekuatan distribusi, di mana market-market yang mikro/kecil dapat menjual dengan total volume yang lebih tinggi, dibandingkan dengan volume sebuah market makro/besar. Market-market kecil yang terdistribusi tersebut dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kecil dan memberikan konsumen kepada banyak pilihan. Kekuatan Long Tail dapat dibentuk oleh konsep Web 2.0, kembali pada contoh blog, masing-masing blog individual merupakan titik-titik yang membentuk kurva ekor panjang (Long Tail) yang memiliki pembaca (market dan konsumen) masing-masing. Chris Anderson juga menjelaskan Long Tail dengan contoh website Wikipedia, yang juga merupakan perwujudan dari konsep Web 2.0 Sebelum keberadaan Wikipedia, Anda mungkin menganggap sebuah ensiklopedia sudah seharusnya disusun oleh para pakar di mana setiap artikel harus melewati prosedur yang ketat. Wikipedia membalikkan konsep awal tersebut dengan mengizinkan siapapun melakukan kontribusi dengan menekan sebuah tombol “Edit This Page” pada website Wikipedia dan membiarkan Anda atau siapapun menciptakan dan mengedit artikel di dalamnya. Hasilnya memang luar biasa, seperti yang Anda lihat hari ini, bahwa Wikipedia berkembang dengan pesat, walaupun tentu pada awalnya tidak sedikit yang meragukan validitas dan kualitas artikel di dalam Wikipedia. Tetapi ternyata, waktu menunjukkan bahwa Wikipedia memiliki kemampuan beradaptasi secara organik, yang kembali menunjukkan kekuatan kolaborasi dari komunitas yang terdistribusi. Wikipedia merupakan satu contoh sukses Web 2.0 yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan website konvensional. Pada website konvensional pengunjung website memperoleh informasi dari website tersebut tanpa memiliki hak lebih. Karakteristik Web 2.0 mengizinkan pengunjung website untuk bersama-sama memiliki dan mengontrol content, sehingga website Web 2.0 umumnya memiliki aspek jaringan sosial. Singkatnya dapat dikatakan, jika dulu pengguna website hanya menjadi pembaca, dengan konsep Web 2.0 pengguna dapat menjadi pembaca dan penulis.

Level Web 2.0

O’Reilly memberikan contoh produk/perusahaan untuk menjelaskan hirarki dari Web 2.0 yang dibagi atas empat level aplikasi, yaitu:

1. Aplikasi Level 3.

Tersedia pada Internet, semakin efektif sejalan dengan semakin banyaknya pengguna. Contohnya adalah website yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi Anda, yaitu eBay, Wikipedia, AdSense, dan lain sebagainya.

2. Aplikasi Level 2.

Dapat beroperasi secara offline, tetapi akan diperoleh beberapa keuntungan jika dioperasikan secara online. Contohnya adalah photo sharing Flickr.

3. Aplikasi Level 1.

Tersedia secara offline, tetapi mengharuskan untuk online jika ingin mengakses fitur-fitur tertentu. Contohnya adalah iTunes atau Google Docs & Spreadsheet.

4. Aplikasi Level 0.

Dapat bekerja secara online maupun offline. Contohnya adalah MapQuest, Google Maps, ataupun aplikasi non-web seperti e-mail atau instant-messaging.

Teknologi pada Web 2.0

Dari sisi teknologi, konsep Web 2.0 membawa perubahan pada elemen-elemen yang digunakan dalam pengembangan website. Teknik maupun fitur teknologi yang sering kali menyertai website Web 2.0, antara lain:

1. Rich Internet Application.

Rich Internet Application atau disingkat RIA merupakan aplikasi website yang memiliki fitur dan fungsi seperti aplikasi desktop. Umumnya RIA dapat berjalan pada web browser biasa tanpa memerlukan instalasi software tertentu Keuntungannya, tentu saja menjadikan website Anda memiliki user interface yang lebih kaya dan responsif. Tentunya, RIA tidak hanya digunakan pada Web 2.0, penggunaan RIA sangat luas dan dapat digunakan untuk pengembangan website dengan keperluan yang bervariasi. RIA dapat diimplementasikan dengan menggunakan Ajax, Silverlight, Flash, dan lain sebagainya.

2. Folksonomy.

Merupakan sebuah metode untuk menciptakan dan mengatur tag yang menjelaskan dan mengategorikan content. Tag tersebut umumnya merupakan hyperlink yang akan mengarahkan Anda pada sekumpulan item yang berhubungan dengan tag tersebut Bentuk tag tidak selalu harus berupa teks, tetapi dapat juga berupa image. Sekumpulan tag yang saling terkait dengan persamaan bentuk sering juga disebut dengan tag cloud, umumnya tag cloud memiliki 30 hingga 150 tag.

3. Mashup.

Merupakan aplikasi web yang melakukan kombinasi data yang berasal dari lebih dari satu sumber, disajikan dalam satu content. Contoh Web 2.0 yang menggunakan mashup adalah Google Maps, yang menggabungkan data dari Google Maps sendiri bersama data real estate dari Craigslist (sebuah jaringan komunitas online). Metode pengambilan data dari sumber lain dapat menggunakan web feed (RSS atau Atom), web services, ataupun screen scraping.

4. Software Wiki/Forum.

Software wiki ataupun forum digunakan untuk membantu pengguna menciptakan contentnya sendiri dan berkolaborasi satu sama lain. Contohnya kembali pada Wikipedia, di mana Anda dapat dengan mudah menciptakan dan mengubah content sebuah artikel.

5. Syndication.

Umumnya syndication menyediakan web feed dari sebuah website untuk para penggunanya, sehingga pengguna dapat mengetahui content terbaru tanpa perlu mengunjungi web tersebut. Dengan demikian, pengguna dapat mengetahui news terbaru sebuah website, ataupun pesan terbaru pada sebuah forum. Format syndication yang umum digunakan adalah RSS ataupun Atom. Kebutuhan lain dari syndication adalah untuk sebuah komunitas saling berkolaborasi, misalnya syndication dapat digunakan pada Wikipedia agar pengguna dapat memonitor perubahan yang terjadi pada content. Teknologi tentu akan semakin berkembang untuk mendukung revolusi yang dibawa oleh Web 2.0. Konsep Web 2.0 membentuk komunitas jaringan social sehingga semua orang dapat berperan serta di dalamnya, tentunya hal ini semakin membutuhkan user interface berbasis web yang mudah, agar content dapat diciptakan tidak terbatas oleh mereka yang memiliki skill dan pengetahuan tertentu Semua orang yang dapat mengakses sebuah website Web 2.0, memiliki peran serta dalam pengisian content. Kebutuhan ini mengarahkan teknologi untuk mewujudkan user interface pada aplikasi website untuk menjadi semudah user interface pada aplikasi desktop. Mungkin di masa yang tidak terlalu jauh lagi, bekerja dengan spreadsheet, word proccesor, ataupun presentasi slide-show merupakan pekerjaan umum yang dapat dilakukan aplikasi website, di mana dokumen-dokumen tersebut dapat dikelola bersama oleh suatu komunitas jaringan sosial. Setidaknya hal ini telah dirintis oleh Google dengan Google Docs, yang juga menerapkan Web 2.0. Web 2.0 seakan merupakan sebuah contoh demokrasi “dari rakyat dan untuk rakyat”, yang dalam konteks Web 2.0 menjadi “dari pengguna untuk pengguna”. Semakin banyak pengguna web, semakin banyak pula kontribusi yang diberikan untuk membangun website Web 2.0.

Prinsip Web 2.0

Kita akan menguraikan kemampuan inti Web 2.0 kedalam 7 prinsip menurut O’Reilly yang menjelaskan kemampuan-kemampuan inti Web 2.0, yaitu:

1. Servis.

Bagi penggunanya, Web 2.0 bukan merupakan sebuah software paket, tetapi Web 2.0 adalah servis dengan skalabilitas biaya yang efektif.

2. Kontrol.

Pengontrolan unik Web 2.0 menjadikan content Web 2.0 menjadi semakin kaya, seiring dengan semakin banyaknya pengguna.

3. Kepercayaan.

Pengguna Web 2.0 merupakan co-developer Web 2.0. Dalam hal ini terjalin kepercayaan antara penyedia Web 2.0 dan pengguna.

4. Kepandaian Kolektif.

Mengarahkan website untuk memanfaatkan kepandaian secara kolektif merupakan salah satu kelebihan Web 2.0. Aktivitas yang dilakukan pengguna membuat website berkembang secara organik. Anda dapat melihat artikel-artikel yang terus bertambah setiap harinya pada Wikipedia dan website-website wiki lainnya, atau website eBay yang menciptakan pasar dengan adanya pengguna yang berlaku sebagai pembeli dan penjual, menampilkan produk-produk yang membuat eBay menjadi toko maya yang serba ada.

5. Long Tail.

Web 2.0 menciptakan kurva Long Tail yang memberikan variasi pilihan yang tidak terbatas.

6. Level Software

Diatas Device PC tidak lagi menjadi satu-satunya device untuk aplikasi Internet, dan aplikasi yang hanya terbatas pada sebuah device menjadi kurang bernilai dibandingkan dengan aplikasi yang terkoneksi dengan Internet. Web 2.0 merupakan sebuah servis terintegrasi berbagai device, entah mobile/handheld device, PC, ataupun server Internet.

7. Kemudahan.

Dukungan kemudahan pada Web 2.0 mencakup user interface, model programming, maupun model bisnis.

Penutup

Mungkin Anda dapat mengambil kesimpulan bahwa Web 2.0 sebenarnya bukan merupakan hal yang sama sekali baru Terbukti Amazon.com yang telah dimulai sejak tahun 1995, telah lama mengimplementasikan konsep Web 2.0 dengan memberikan fasilitas pada pengunjung untuk menuliskan review dan pedoman suatu produk untuk customer. Terlepas dari itu hal mengagumkan yang dihasilkan oleh website Web 2.0 saat ini adalah: kontribusi pengguna tanpa saling mengenal satu sama lain, dari berbagai latar pendidikan dan budaya, telah mampu bersama-sama memelihara eksistensi website Web 2.0 Tentunya cukup banyak pelajaran yang bisa kita ambil bersama- sama, bahwa teknologi ternyata mampu menyumbangkan sesuatu yang berguna dan mencerdaskan, berasal dari komunitas pengguna teknologi itu sendiri. Walaupun demikian, tidak sedikit kritisi yang berpendapat bahwa Web 2.0 sebagaimana era dot com pada tahun 1997– 2001 adalah sebuah balon (bubble) yang tinggal menunggu waktu untuk pecah, karena terlalu banyaknya produk yang sama tetapi miskin inovasi dari sisi model bisnis. Tetapi, sejarah juga mencatat bahwa keruntuhan era dot com tidak berarti keruntuhan bagi perusahaan perusahaan dot com, seperti Google, Yahoo!, eBay, Amazon, dan masih banyak lagi, yang memang memiliki kualitas dan mampu beradaptasi dengan era globalisasi. Memang tidak dapat dipungkiri banyaknya website plagiat yang tidak menawarkan inovasi baru dan hanya memiliki jurus aji mumpung, Anda dapat menganggapnya sebagai seleksi alam (maya), yang tentunya tidak akan menghambat Anda untuk berkreasi menghasilkan karya bermutu. Adalah pilihan kita sendiri untuk menggunakan teknologi pada hal yang bermanfaat ataupun menyia-nyiakan waktu (bagaimanapun, seorang spammer juga menggunakan teknologi, bukan?). Akhir kata, selamat menikmati era Web 2.0 dan menggunakannya sebaik mungkin, dan bersiap menyambut versi Web selanjutnya.

_ http://www.oreilly.com/pub/a/oreilly/tim/ news/2005/09/30/what-is-web-20.html

_ http://en.wikipedia.org/wiki/Web_2.0

_ http://en.wikipedia.org/wiki/The_Long_Tail