Kamis, 30 Oktober 2008

69 Metadata, Data di Balik Foto Digital

Jika gemar mengambil foto-foto dari kamera digital, sebenarnya Anda tidak saja merekam momen-momen penting berupa gambar, ada juga sebuah informasi tambahan yang biasanya berupa teks dari foto tersebut.

Momen-momen Anda yang sangat pribadi yang pernah dialami, tiba-tiba ada dokumentasi fotonya dan menjadi konsumsi publik di sekitar Anda. Kaget? Tidak usah ditanya lagi tentu kaget seratus persen. Dalam sekejap mulai dari saudara, teman, kerabat, bahkan orang yang sama sekali tidak mengenal Anda dapat mengetahui kejadian dengan Anda sebagai objek utamanya itu.

Jika momen tersebut sangat-sangat pribadi dan tidak layak dikonsumsi umum, tentu hal ini sangat tidak pantas untuk disebarluaskan ke masyarakat umum, terlebih lagi oleh orang lain. Ini tidak ada bedanya dengan melakukan pencurian, hanya saja bukan barang yang dicuri melainkan hak privasi Anda. Selain itu, perbuatan ini juga sudah mengarah ke pelecehan hak asasi manusia.

Kejadian seperti di atas tampaknya sedang marak belakangan ini. Sebut saja kejadian yang menimpa salah satu artis kita baru-baru ini, yang kegiatan pribadinya tersebar ke mana-mana karena diabadikan dengan kamera digital ponsel. Mengapa semakin marak? Mungkin salah satu dari sekian penyebabnya adalah kemajuan teknologi yang sangat pesat. Kemajuan teknologi yang luar biasa ini menyebabkan orang-orang sangat mudah melakukan pencurian privasi.

Jika dulu sebuah kamera foto umumnya berbentuk besar, berbunyi berisik jika dioperasikan, tidak otomatis, tidak praktis, dan banyak lagi faktor yang tidak mendukung kemudahannya, kini keadaannya tidak lagi demikian. Anda bisa memiliki kamera foto berbentuk pulpen, kamera pada ponsel mungil, kamera sebesar kartu kredit, dan banyak lagi. Semua operasinya juga sudah dikendalikan oleh sistem digital yang dapat berjalan dengan full otomatis, mulus, dan praktis. Di manapun dan kapanpun Anda dapat membuat sebuah foto dengan mudah. Dan hasilnya berupa data digital yang terkenal fleksibel. Foto-foto dalam format digital tersebut juga lebih mudah didistribusikan.

Mengirimkannya ke manapun Anda suka. Tinggal menggunakan bantuan e-mail, MMS, Bluetooth, Wi-Fi, dan banyak lagi, foto tersebut dapat tersebar ke mana-mana. Tidak hanya terikat pada kabel sebagai media transfernya. Jika ingin dicetak tinggal kirim saja ke printer terdekat, maka jadilah lembaran foto konvensional. Kini memang eranya digital imaging sedang berjaya.

Begitu mudahnya digital imaging digunakan membuat banyak yang salah memanfaatkannya. Seperti pencurian privasi, pencurian data rahasia, pencurian hak cipta, dan sebagainya menjadi semakin berkembang. Untuk itu, rasanya perlu sekali adanya sebuah mekanisme yang mengatur penyediaan informasi tambahan mengenai foto-foto digital yang telah dibuat. Seperti halnya tanggal yang biasa tertera pada hasil cetak foto zaman dulu, namun dalam bentuk digital yang terkenal fleksibel dan skalabel, informasi tersebut seharusnya lebih dalam, tidak hanya ekadar tanggal dan jam saja. Informasi tambahan yang dapat memungkinkan data digital tersebut diketahui asal usulnya, dilacak, dan ditemukan sumber aslinya tentu sangat berguna.

Informasi tambahan yang berupa keterangan singkat mengenai tanggal, waktu, lokasi pembuatan foto, perangkat yang digunakan dalam pembuatan, konfigurasi yang digunakan pada saat pengambilan gambar, dan banyak lagi informasi pendukung lain tentu akan sangat berguna jika dapat disisipkan pada sebuah file foto. Dan semua itu disisipkan tanpa harus terlihat oleh pada foto aslinya. Beruntunglah teknologi data digital memungkinkan untuk melakukan semua itu dengan menggunakan sebuah teknik yang diberi nama Metadata.

Apakah Metadata Itu?
Secara mendasar, Metadata didefinisikan sebagai informasi tambahan dari sebuah data digital. Informasi tambahan tersebut biasanya berupa keterangan-keterangan penting seputar data itu sendiri, atau dengan kata lain data dari sebuah data.

Dalam konteksnya di dunia digital imaging, Metadata merupakan sebuah fasilitas informasi tambahan yang terdapat pada sebuah gambar atau foto yang diambil dari perangkat-perangkat digital imaging seperti sebuah kamera digital, misalnya. Namun berbeda dengan sistem penanggalan pada foto cetak zaman dulu yang mencetak tanggal di atas fotonya, letak informasi digital ini berada dibalik pixel-pixel penyusun gambar tersebut dan tidak tampak sama sekali pada gambarnya. Metadata yang terdapat pada sebuah file foto tidak akan tampak jika Anda tidak menggunakan sebuah aplikasi khusus untuk melihatnya. Jadi, Metadata yang ada pada sebuah file sama sekali tidak mempengaruhi tampilan dari file foto tersebut.

Analogi dari Metadata mungkin sama dengan sebuah foto yang diberi catatan keterangan singkat di bagian belakangnya. Anda tidak akan melihat keterangan yang dituliskan tersebut pada saat Anda sedang melihat gambar fotonya, tetapi ketika membaliknya, Anda akan mendapatkan sebuah informasi yang sangat berguna seperti lokasi pengambilan foto, keterangan kejadian, spesifikasi-spesifikasi kamera pada saat pengambilan gambar, dan banyak lagi. Demikian juga Metadata bekerja sama seperti itu, namun dalam format yang berbeda.

Bagaimana Metadata Bisa Ada?
Berangkat dari kesadaran akan pentingnya sebuah informasi tambahan untuk data digital dari gambar dan foto yang saat ini sangat meluas penggunaannya, beberapa produsen dan pemain di dunia industri digital imaging membentuk semacam grup kerja yang diberi nama Digital Imaging Group (DIG) pada tahun 1999.

Grup kerja ini beranggotakan para perwakilan, di antaranya dari Adobe System Inc., AGFA-GEVAERT N.V., Canon Inc., Eastman Kodak Company, Fuji Photo Film, Hewlett Packard Company, Microsoft Corporation, NETIMAGE, PhotoChannel Network Inc., PhotoWorks Inc., Polaroid Corporation, PictureIQ Corporation, dan Workstation.com. Mereka berkolaborasi menyusun sebuah standar yang mengatur konsep, spesifikasi, modifikasi, aplikasi dari teknologi Metadata. Standar ini diberi nama DIG35.

Apa Saja Kegunaan Metadata?
Metadata adalah sebuah informasi. Sebuah informasi tidak hanya memiliki satu atau dua kegunaan saja. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari sebuah informasi jika Anda dapat mengolahnya dengan baik. Seperti telah dijelaskan di atas, salah satu kegunaannya adalah untuk melacak kejahatan-kejahatan dan penyalahgunaan foto-foto digital. Kegunaan Metadata lainnya secara umum adalah sebagai berikut:

  • Untuk sekadar menyediakan informasi yang lebih mendalam tentang sebuah foto dan proses pembuatannya, seperti misalnya tanggal, jam, lokasi GPS, jarak fokus, sistem pencahayaan, dan sebagainya. Tentu informasi ini sangat memudahkan pembuatnya maupun orang lain dalam memproses foto tersebut lebih lanjut.
  • Untuk memudahkan pengindeksan, pengidentifikasian, pengategorian, dan penggunaan lebih lanjut yang prosesnya sangat bergantung kepada informasi yang ada di dalam Metadata tersebut, seperti tipe gambar, originator, lokasi, subjek, dan banyak lagi.
  • Mempermudah pencantuman hak copy (copyright) dari sebuah gambar. Anda tidak perlu mengganggu tampilan gambar untuk menyantumkan kondisi hak copy gambar Anda dengan adanya Metadata ini.
  • Meningkatkan kualitas dari konten yang ada di foto itu sendiri. Maksudnya Anda dapat meningkatkan kegunaan dari sebuah foto jika orang yang melihatnya membaca Metadata yang tertera. Misalnya jika Anda memiliki beberapa buah foto berobjek gunung, bagi orang awam tentu semua gunung akan tampak sama dalam foto tersebut. Namun jika mereka membaca keterangan yang ada pada Metadata dari masing-masing foto, maka pengetahuan mereka akan sedikit bertambah karena mereka telah mengetahui perbedaan dari gunung-gunung tersebut.

Anda dapat menggunakan Metadata sebebas-bebasnya, tidak hanya terikat dari gambaran di atas. Misalnya Anda dapat menggunakan isi subjeknya untuk dapat dicari di Internet, membuat aplikasi berdasarkan informasi Metadata, atau mengumpulkan nama pembuatnya agar lebih mudah dicari, dan banyak lagi.

Di Manakah Letak Metadata Sebenarnya?
Gambar-gambar digital biasanya diambil dengan menggunakan sensor cahaya dan disimpan dalam media penyimpanan dalam format-format yang telah ditentukan.

Format-format data gambar digital yang umum digunakan dalam media penyimpanan, di antaranya adalah JFIF (JPEG), EXIF, TIFF, Flashpix, dan banyak lagi. Meskipun format-format data ini memiliki cara yang berbeda dalam melakukan penyimpanan, namun semuanya itu memiliki model dan konsep yang hampir sama dalam pengorganisasian dan pengaturan letak informasi di dalamnya.

Secara garis besar, sebuah format penyimpanan terdiri dari tiga bagian (field) besar:

  • Headerdata: Headerdata merupakan seperangkat informasi spesifik yang biasanya berada di bagian paling luar dari sebuah file gambar. Headerdata berisikan informasi dasar yang akan banyak membantu proses decoding data, seperti informasi ukuran gambar (image size), kedalaman bit (bit depth), metode pewarnaan dan kompresi, ditambah dengan informasi untuk menunjukan lokasi data gambar yang asli (image data), dan Metadata lain yang ada dalam file tersebut. Headerdata merupakan sebuah bagian penting yang harus ada dalam sistem pengaturan format gambar.
  • Imagedata: Imagedata adalah bagian utama dari sebuah file gambar digital. Data ini merupakan sebuah gambar nyata yang di-encode menjadi bentuk digital dengan menggunakan bantuan sensor. Data digital perwakilan dari objek nyata ini dapat disimpan dengan menggunakan sistem kompresi maupun dalam bentuk raw data (data mentah) yang langsung berasal dari perangkat penangkap gambar.
  • Metadata: Pada bagian Metadata, informasi yang ditampung adalah seputar kondisi kamera pada saat pengambilan gambar, deskripsi dari isi gambar, dan informasi properti intelektual. Metode yang digunakan dalam menyimpan Metadata ini berbeda antarmasing-masing format. Varian dari format Bitmap misalnya, tidak menyediakan tempat untuk Metadata. Sebaliknya JFIF (JPEG) menyediakan sebuah mekanisme untuk menghubungkan antara gambar dengan informasi Metadata. Namun, kelemahan dari JFIF adalah tidak adanya definisi dari tipe-tipe Metadata yang disimpannya. Yang paling kaya akan set-set Metadata dan mekanisme penyimpanan di dalamnya adalah penyimpanan dalam format-format Exif, TIFF, SPIFF, dan Flashpix. Metadata dalam format ini memberikan informasi deskripsional seperti judul, tanggal dan waktu pengambilan gambar, perangkat pengambilan gambar (kamera digital, scanner, dan banyak lagi), serta informasi copyright.

Komponen Apa Saja yang Ada pada Field Metadata?
Field Metadata dari sebuah gambar sebenarnya merupakan sebuah “building block” dalam dunia digital imaging yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan. Building block maksudnya adalah sekumpulan informasi yang sangat luas dan terbagi-bagi blok per blok sehingga membentuk field Metadata tersebut. Isi Metadata terdiri dari blok-blok konsep. Masing-masing blok ini mendeskripsikan aspek yang unik dari sebuah gambar.

Blok-blok yang terdapat dalam field Metadata adalah sebagai berikut:

1. Basic Image Parameter
Field Metadata yang berada di bagian paling depan ini sering disebut juga sebagai Headerdata dari Metadata. Informasi yang berada dalam field ini banyak berkutat seputar informasi umum seputar gambar, misalnya keterangan format file, ukuran gambar, metode kompresi, dan informasi lain yang sifatnya umum.

Metadata ini bersifat independen karena tidak terikat oleh sistem yang ada dalam format gambar apapun. Metadata ini harus lebih bersifat informatif, bukan sebagai decoder bagi file format tertentu. Karena letaknya yang terpisah dari data gambar yang sesungguhnya, maka ketika pengguna ingin mencari tahu informasi dasar mengenai gambar suatu gambar, sebuah aplikasi tidak perlu lagi melakukan inspeksi terhadap data gambar yang sesungguhnya. Dari informasi yang ada pada field Basic Image Parameter inilah semuanya bisa terlihat.

2. Image Creation Parameter
Sesuai dengan namanya, field Metadata yang satu ini mendefinisikan bagaimana sebuah perangkat digital imaging melakukan pengambilan gambar. Atau dengan kata lain, Metadata ini berisikan parameter yang bercerita bagaimana sebuah gambar diciptakan. Sebagai contohnya, parameter ini berisikan kondisi kamera dan lensa pada saat pengambilan gambar. Tentunya parameter ini sangatlah penting dan berguna bagi para fotografer profesional maupun yang hanya sekadar hobi. Selain itu, aplikasi-aplikasi image management tertentu juga dapat menggunakan informasi ini.

Informasi yang ada di dalam field Image Creation ini adalah sebagai berikut:

  • General Creation Info:
    Field ini berisikan informasi umum seputar bagaimana gambar dibuat, seperti Creation Time (waktu pembuatan), Image Source (sumber pengambilan gambar, seperti scanner, kamera digital, dan banyak lagi), Scene Type (keadaan lingkungan objek), Image Creator (pembuat gambar), Operator Organization (organisasi pembuat gambar), dan Operator ID (ID spesifik dari pembuat gambar). Semua itu dapat memberikan Anda informasi tambahan yang cukup menolong, misalnya untuk penyelidikan atau penganalisisan lebih lanjut.
  • Camera Capture:
    Field ini berisikan informasi seputar kondisi dan pengaturan kamera pada saat pengambilan gambar, seperti Camera Information (informasi kamera), Software Information (informasi seputar software atau firmware kamera), Lens Information (informasi lensa), Device Information (karakteristik teknikal perangkat seperti teknologi sensor, sensitivitas spektral, Resolusi Focal plane, dan banyak lagi), Camera Capture Setting (informasi seputar pengaturan kamera saat gambar diambil seperti Auto Fokus, Exposure, Special effect, dan sebagainya), dan Accessory (informasi seputar aksesoris yang digunakan seperti lensa tambahan, lampu flash tambahan, dan banyak lagi). Semua informasi ini akan sangat berguna bagi para profesional atau pengemar fotografi amatir untuk menjaga track record dari sebuah foto yang dihasilkannya.
  • Scanner Capture:
    Jika Anda merekam gambar melalui bantuan scanner, maka field ini akan berisikan informasi-informasi yang lebih spesifik seputar proses scanning yang Anda lakukan. Informasi tersebut di antaranya adalah Scanner Info (informasi umum seputar scanner), Software Information (informasi software yang digunakan dalam proses scanning), dan Scanner Capture Setting (informasi seputar ukuran pixel dan resolusi fisik dari scanner dapat Anda temukan di sini).
  • Captured Item:
    Informasi yang terkandung dalam field ini adalah informasi singkat seputar objek yang diambil gambarnya dengan menggunakan scanner. Umumnya scanner dapat mengubah objek berupa film, lembaran kertas, atau objek lain yang dapat dilihatnya. Untuk itu, di dalam field ini berisi informasi mengenai Reflection Print (informasi tentang ukuran kertas, media yang direkam, tipe pengambilan gambar dokumen atau fotografi), film (informasi mengenai pengambilan gambar di media film seperti mereknya, ukuran film, ukuran ASA film, dan banyak lagi).

3. Content Description Metadata
Informasi yang ada di dalam field Content Description ini memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk pengklasifikasian gambar-gambar dalam database dan untuk mendeskripsikan isi dari gambar-gambar tersebut. Semua field yang ada pada Content Description Metadata ini adalah bersifat opsional. Meski demikian, informasi yang ada di dalamnya cukup penting untuk kedua fungsi di atas.

4. History Metadata
History Metadata sesuai dengan namanya, memberikan informasi seputar sejarah-sejarah yang telah dilalui oleh sebuah file gambar. Sejarah di sini maksudnya adalah ketika sebuah file gambar melalui proses editing, kompresi, modifikasi, dan proses-proses lainnya, kejadian-kejadian ini masuk dalam kategori sejarah sebuah file gambar.

Namun biasanya informasi pada History Metadata ini hanya sepotong-sepotong saja dan lebih bersifat perkiraan. Hal ini disebabkan oleh dua kemungkinan, pertama sebagian data hilang pada saat proses modifikasi gambar, kedua sebagian data tidak dapat masuk ke dalam field Metadata sebuah gambar dengan baik karena aplikasi yang digunakan untuk itu tidak memiliki kemampuan meng-update History Metadata.

5. Intellectual Property Rights (IPR) Metadata
Metadata ini akan banyak berguna untuk melindungi isi dari sebuah gambar dari penyalahgunaan, penipuan, dan segala macam persoalan yang berhubungan dengan itu. Metadata ini harus menyediakan informasi yang berhubungan dengan hak moral maupun hak cipta (copyrights). Hak moral adalah hak yang diberikan kepada orang yang membuat, menciptakan, merekam gambar untuk kali pertama. Dengan kata lain, hak moral diberikan kepada pencipta gambar tersebut. Hak ini tidak dapat ditransfer kepada siapapun, berbeda dengan copyrights. Copyrights dapat berpindah-pindah tangan kepemilikan untuk dieksploitasi. Masalah perizinan dan royalti juga banyak mengandalkan informasi pada IPR Metadata ini.

Informasi-informasi yang mendukung perlindungan ini salah satunya adalah sebuah field berisikan identifikasi unik untuk menandai sebuah gambar. Field identifikasi ini berisikan dua sub-field yang memberikan identifikasi yang berbeda, yaitu Generic IPR Identifier dan License Plate. Generic IPR Identifier berisikan identifikasi unik yang bersifat umum, seperti misalnya nomor inventori dan juga kontak poin untuk melakukan eksploitasi. Sedangkan License Plate merupakan tipe identifikasi yang menggunakan standar dari ISO-JPEG yang merupakan identifikasi unik yang dikenal secara global di seluruh dunia.

6. Fundamental Metadata
Fundamental Metadata merupakan Metadata yang berisikan keterangan dan informasi dari tiap-tiap field-field yang ada pada Metadata lain. Fundamental Metadata biasanya digunakan untuk memberikan informasi mengenai format-format yang ada pada setiap field yang ada di seluruh blok Metadata. Seperti format penanggalan, atribut bahasa, tipe-tipe alamat, dan banyak lagi. Field ini tidak berisikan datanya sendiri, melainkan berisi data milih field-field Metadata yang lainnya.

Perangkat Apa Saja yang Dapat Menghasilkan Metadata?
Perangkat yang dapat menghasilkan Metadata adalah perangkat yang memiliki kemampuan merekam sebuah objek nyata menjadi data digital berbentuk foto. Kamera digital, scanner baik berjenis flatbed maupun film scanner, kamera video yang mampu merekam gambar diam, dan banyak lagi.

Apakah Metadata Dapat Dimodifikasi dan Dimanipulasi?
Pada saat kali pertama gambar diambil oleh perangkat perekam gambar, Metadata yang ada pada sebuah file gambar adalah yang benar-benar asli. Ketika gambar tersebut melalui berbagai macam proses modifikasi dan manipulasi, maka field-field tertentu dari Metadata tersebut akan berubah. Seperti Anda ketahui, saat ini aplikasi image editing jumlahnya sudah tidak terkira. Namun terkadang, aplikasi-aplikasi tersebut tidak memiliki sistem transfer informasi Metadata yang baik, sehingga informasi Metadata dari file asli setelah diedit akan tertinggal dan tidak disertakan kembali ke file akhirnya. Maka itu, Metadata menjadi tidak asli lagi bentuknya.

Untuk menghindari hal ini terjadi pada foto Anda, sebuah aplikasi gratis bernama Exifer, yang memungkinkan Anda untuk menyimpan dulu informasi-informasi Metadata yang ada pada sebuah foto. Jadi ketika Anda selesai mengedit sebuah foto, tinggal masukkan kembali informasi Metadata aslinya, maka Anda akan mendapatkan Metadata yang asli pada foto yang telah dimodifikasi. Ini merupakan cara yang paling mudah dan aman untuk menjaga dan memodifikasi informasi Metadata Anda.

Hati-hati Bermain Digital Imaging!
Anda bisa mendapatkan manfaat luar biasa dari kemajuan teknologi digital imaging. Pekerjaan Anda menjadi lebih mudah, lancar, fleksibel, lebih menguntungkan, dan banyak kelebihan lain yang akan dirasakan jika sudah berhubungan dengan digital imaging.

Namun Anda sebaiknya berhati-hati dalam memanfaatkannya, jangan sekali-kali menyalahgunakannya untuk kepentingan yang tidak baik. Karena sebenarnya Anda tidak hanya merekam sebuah gambar, informasi-informasi lain ikut juga terekam di balik foto-foto yang Anda buat tersebut. Apabila Anda menggunakannya untuk kepentingan yang buruk, tentu informasi ini merupakan sebuah bukti nyata yang kuat di pengadilan nanti. Jika Anda gunakan untuk mempermudah pekerjaan, tentu informasi-informasi tambahan ini akan banyak menolong Anda. Gunakanlah sebaik-baiknya!