Sabtu, 15 November 2008

Hati-hati Menggunakan Ponsel di Udara!


Mulai sekarang jangan takut menggunakan ponsel Anda dalam pesawat yang tengah mengudara. Namun, bukan berarti untuk menerima atau melakukan panggilan. Jika ingin melakukan panggilan, sebaiknya tanyakan dulu pada pramugari Anda apakah pesawat sudah dilengkapi dengan antena komunikasi atau tidak. Jika belum, maka sebaiknya Anda bersabar.

Jangan pernah menganggap remeh larangan penggunaan ponsel dalam pesawat yang tengah pengudara. Jika Anda melanggarnya, maka akan berdampak sangat fatal pada keamanan penerbangan itu sendiri. Sebab sinyal yang digunakan oleh ponsel ataupun komunikasi wireless lainnya dapat mempengaruhi stabilitas pesawat.

Namun bukan berarti keberadaan Anda di pesawat akan menghalangi komunikasi Anda dengan yang ada di darat. Karena saat ini kemajuan teknologi satelit dan penerbangan telah mampu mengatasi keterbatasn komunikasi di udara.

Ada beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi seputar komunikasi di udara, di antaranya ada Telenor, perusahaan Norwegia; dan AirCell dari Amerika. Perusahaan tersebut sekarang terus mengembangkan teknologi ini sehingga pada tahun-tahun yang akan datang para penumpang pesawat tidak lagi terhalangi melakukan panggilan atau menerima panggilan melalui ponsel dalam pesawat.

Komunikasi di Udara
Sampai saat ini, untuk melakukan komunikasi dalam pesawat yang tengah mengudara memang masih belum bisa dengan menggunakan ponsel pribadi, melainkan dengan telepon yang disediakan secara khusus dalam pesawat. Pemasangan telepon juga tidak dapat sembarang dilakukan. Sebab biar bagaimanapun, komunikasi yang terjadi tetap akan dilakukan tanpa kabel dan pasti akan membutuhkan sinyal yang akan masuk ke dalam pesawat maupun keluar dari pesawat.

Oleh sebab itu, fasilitas komunikasi ini harus dilengkapi dengan berbagai peralatan yang mendukung agar tidak membahayakan penerbangan itu sendiri.

Sebenarnya sistem komunikasi dalam pesawat udara tidak jauh berbeda dengan komunikasi di darat. Pada badan pesawat harus dipasangi sebuah antena yang berfungsi sebagai sinyal gateway. Dan di darat pun harus tersedia sistem BTS (Base Station) yang baik.

Cara kerjanya pun tidak jauh berbeda. Jika terdapat panggilan keluar, maka sinyal akan mulai ditransmisikan oleh antena dari luar badan pesawat ke BTS. Kemudian dari BTS inilah, maka sinyal akan diteruskan ke tempat yang dituju. BTS untuk sistem ini memiliki cara kerja yang sama dengan BTS untuk ponsel yang Anda gunakan di darat.

Untuk dapat men-support jaringan komunikasi yang baik, maka daya jangkuan BTS juga harus luas dan dapat meraih daerah-daerah yang telah menjadi rute penerbangan itu sendiri. Agar komunikasi yang sedang berlangsung tidak terputus-putus.

Biasanya pesawat yang telah dapat memberikan pelayan ini akan menambahkan perangkat komunikasinya dengan modem. Sehingga penumpang selain dapat melakukan panggilan suara juga dapat melakukan komunikasi data, seperti mengirim e-mail atau menjelajahi dunia maya di udara.

Sebagai sistem pembayarannya, penumpang dapat menggunakan kartu kredit. Mengingat ada beberapa telepon yang memang sengaja untuk mengaktifkannya adalah dengan menggesekkan kartunya terlebih dahulu.

Di dunia, sudah ada beberapa perusahaan penerbangan yang sudah memberikan layanan seperti ini dalam pesawatnya. Contohnya, Lufthansa, JAL (Japan Airlines), British Airways, serta SAS (Scandinavian Airlines).

Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, pesawat-pesawat yang dapat memberikan fasilitas komunikasi seperti ini sudah tersedia. Biasanya fasilitas tersebut disediakan bagi penumpang bisnis atau eksekutif dalam pesawat-pesawat berbadan besar seperti Boeing. Baik untuk penerbangan lokal maupun internasional, yang memang memakan waktu perjalanan sangat lama. Sayangnya fasilitas ini belum dapat dioperasikan, mengingat belum adanya perusahaan telekomunikasi yang menyediakan sistem yang diperlukan. Semoga saja hal ini dapat berubah di tahun-tahun yang akan datang.

Flight Save Mode
Jika pesawat yang ditumpangi tidak memiliki fasilitas telepon di dalamnya, maka Anda harus mematuhi peraturan yang berlaku. Mematuhi peraturan tidak menggunakan ponsel di udara bukan berarti sama sekali mematikan ponsel. Bukankah tujuannya pelarangan ini sendiri adalah untuk menghalangi adanya gangguan sinyal yang ditimbulkan dari ponsel yang digunakan untuk berkomunikasi? Sedangkan jika ponsel tidak sedang digunakan untuk berkomunikasi, mengapa harus tetap dilarang?

Pada saat ponsel Anda dalam keadaan aktif, meskipun Anda tidak melakukan panggilan atau mengirim pesan, ponsel Anda tetap akan berada pada kondisi terbuka yang artinya dapat memungkinkan untuk menerima panggilan atau pesan. Meskipun telepon tersebut tidak Anda terima atau pesan tidak Anda baca. Proses yang terjadi ketika ponsel Anda menerima sinyal, baik panggilan ataupun pesan sama saja dengan proses yang terjadi ketika Anda melakukan panggilan atau mengirim pesan. Oleh sebab itu biasanya, meskipun ponsel tidak sedang digunakan, menyalakan ponsel pada saat di udara tetap saja dapat menyebabkan gangguan sinyal pada sistem penerbangan pesawat.

Kecuali untuk ponsel-ponsel tertentu yang memiliki kemampuan menonaktifkan sinyal pada saat ponsel dalam keadaan menyala. Ponsel-ponsel yang memiliki fitur ini, antara lain adalah Nokia seri 9200 dan Ericsson seri P800/900. Pada ponsel-ponsel ini ada pilihan yang dinamakan Flight Save Mode. Yang jika fitur ini diaktifkan, maka ponsel tidak akan mengirimkan atau menerima sinyal meskipun dalam keadaan menyala. Sehingga user dapat tetap melakukan kegiatan yang berkaitan dengan ponselnya tanpa mengganggu jalannya penerbangan.

Fitur ini sendiri disediakan, mengingat kebutuhan terhadap ponsel tidak selalu berkaitan dengan komunikasi saja. Kemajuan yang dimiliki oleh teknologi ponsel telah mendorong keberadaan ponsel pada manfaat yang lebih luas lagi.

Contoh saja ponsel-ponsel seperti Nokia Communicator dan Ericsson P800/900 yang tidak hanya dapat digunakan untuk berkomunikasi, tetapi juga sebagai hiburan atau alat bantu bekerja. Seperti membuat beberapa catatan pada dokumen atau jadwal. Bahkan juga untuk mendengarkan musik atau bermain beberapa game offline sederhana.

Namun, sosialisasi informasi ini memang belum banyak dilakukan. Adapun negara yang sudah mulai menyosialisasikan informasi ini adalah Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya. Saat ini, beberapa pramugari masih banyak yang menegur penumpangnya yang terlihat sedang asyik “memainkan” ponselnya. Jika Anda menjadi salah satu yang ditegur oleh pramugari ketika Anda menyalakan ponsel dalam Flight Save Mode, jangan langsung terburu-buru mematikan ponsel Anda. Jelaskan pada pramugari bahwa ponsel Anda berada dalam Flight Save Mode. Yang artinya tidak akan membahayakan sistem penerbangan itu sendiri.

Fadilla Mutiarawati